Sunday, November 2, 2014

Sejarah dan Perkembangan Dodol Picnic Garut


        Sejak lama, Garut terkenal sebagai penghasil makanan Dodol yang memiliki cita rasa yang khas. Produk tersebut banyak digemari masyarakat luas. Potensi inilah yang mendorong H. Iton Damiri merintis usaha pembuatan Dodol Garut pada tahun 1949. Pada waktu itu perusahaan masih berskala rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 5 orang dan daerah pemasarannya hanya di sekitar kota Garut saja. Merk yang dikeluarkan pada saat itu adalah Halimah yang kemudian diganti pada tahun 1950 menjadi Fatimah. Perusahaan terus melakukan pengembangan produk dan perluasan daerah pemasaran yang meliputi kota-kota besar di Pulau Jawa di tahun 1955.


        Pada tahun 1957 H. Iton Damiri mengajak adiknya, Aam Mawardi untuk bekerja sama. Pada saat yang bersamaan, nama perusahaan yang dipakai adalah Herlinah dengan merk dagang PICNIC. Pada tanggal 14 Juli 1959, PICNIC resmi terdaftar di Direktorat Patent. Kemudian pada tahun 1969, pemasaran PICNIC mulai mencapai daerah-daerah di luar Jawa. Kemajuan ini menyebabkan perusahaan lain berlomba-lomba mengikuti jejak PICNIC memproduksi dodol. Pada tahun 1972 Aam Mawardi meninggal dunia, dan digantikan oleh adiknya, H. Muksin. Setahun kemudian, pada tahun 1973 perusahaan melakukan desain ulang kemasan untuk menghindari terjadinya pemalsuan akibat adanya persaingan tidak sehat.
Pada tahun 1979, perusahaan mengalami kemajuan yang cukut pesat sehingga mendorong untuk mendirikan pabrik di Jalan Pasundan no. 102 agar dapat meningkatkan kapasitas produksinya. Pada tahun 1986, status perusahaan perseorangan diubah menjadi perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas dengan nama perusahaan PT. HERLINAH CIPTA PRATAMA.
Pada tahun 2000, H. Ato Hermanto dipercaya menjadi Direktur perusahaan. Sejak saat itu juga perusahaan melakukan berbagai upaya pengembangan dalam berbagai bidang di perusahaan salah satunya adalah dengn munculnya berbagai macam rasa Dodol PICNIC. Hingga saat ini perusahaan sudah mampu menyerap tenaga kerja sekitar 250 orang. Kapasitas produksi berkisar 4-6 ton per hari dengan cakupan pemasaran meliputi hamper seluruh wilayah kota besar di Indonesia.

No comments:

Post a Comment